Sasmito: Rencana Kenaikan BBM Belum Pengaruhi Inflasi
Bangkapos.com - Rabu, 1 Mei 2013 19:51 WIB
TRIBUN/DANY PERMANA
Pekerja memompa bahan bakar minyak subsidi di warung
bensin eceran milik Syaiful, di Jalan Ulujami, Cipulir, Jakarta Selatan, Selasa
(30/4/2013). Pemerintah berencana menghentikan subsidi untuk BBM pada Mei 2013
mendatang, sehingga diperkirakan akan menghemat APBN sebesar Rp 35-40 triliun
untuk kenaikan harga BBM Rp 1500 per liternya.
untuk menaikkan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) belum berdampak pada inflasi. Hal ini dikatakan oleh
Sasmito, Deputi Kepala Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pusat, Rabu
(1/5/2013).
Menurut Sasmito, rencana kenaikan BBM belum berpengaruh terhadap inflasi, karena belum ada perubahan harga. Kalau pun kenaikan BBM dalam waktu sehingga memicu orang menimbun BBM atau bahan bakar, angkanya cenderung kecil.
"Kita lihat nanti, ini masih exercise. Ada hitungan perbedaan kalau (BBM) naik Mei inflasi berapa, Juni berapa. Dampaknya berbulan-bulan," ujar Sasmito.
Sasmito juga mengatakan dampak inflasi dapat ditekan, jika kenaikan harga BBM terjadi setelah Lebaran atau pertengahan Agustus 2013. Pertengahan bulan tersebut, masyarakat tak banyak mengonsumsi barang atau bahan makanan, karena ketika puasa sampai hari raya, mereka mengonsumsi dua kali lipat. Sehingga kenaikan pada bulan tersebut dirasa tepat.
Di sisi lain, dampak kenaikan BBM dapat dilihat dari aktivitas ekspor dan impornya. Menurut Sasmito, kuncinya pada kedua hal tersebut.
"Saya lihat konsumsi akan bagus terus, ada pemasukan barang ekspor, industri, pengusaha optimistis dan tidak akan mengurangi pegawai, justru bertambah. Kalau bertambah, konsumsi juga tambah," katanya.
Perdagangan internasional akan menjadi kunci April ke depan. Karena kuartal I/2013 mengalami penurunan karena perdagangan kurang mendukung dibanding 2012.
Menurut Sasmito, rencana kenaikan BBM belum berpengaruh terhadap inflasi, karena belum ada perubahan harga. Kalau pun kenaikan BBM dalam waktu sehingga memicu orang menimbun BBM atau bahan bakar, angkanya cenderung kecil.
"Kita lihat nanti, ini masih exercise. Ada hitungan perbedaan kalau (BBM) naik Mei inflasi berapa, Juni berapa. Dampaknya berbulan-bulan," ujar Sasmito.
Sasmito juga mengatakan dampak inflasi dapat ditekan, jika kenaikan harga BBM terjadi setelah Lebaran atau pertengahan Agustus 2013. Pertengahan bulan tersebut, masyarakat tak banyak mengonsumsi barang atau bahan makanan, karena ketika puasa sampai hari raya, mereka mengonsumsi dua kali lipat. Sehingga kenaikan pada bulan tersebut dirasa tepat.
Di sisi lain, dampak kenaikan BBM dapat dilihat dari aktivitas ekspor dan impornya. Menurut Sasmito, kuncinya pada kedua hal tersebut.
"Saya lihat konsumsi akan bagus terus, ada pemasukan barang ekspor, industri, pengusaha optimistis dan tidak akan mengurangi pegawai, justru bertambah. Kalau bertambah, konsumsi juga tambah," katanya.
Perdagangan internasional akan menjadi kunci April ke depan. Karena kuartal I/2013 mengalami penurunan karena perdagangan kurang mendukung dibanding 2012.
Editor : asmadi
Sumber : Tribunnews
Kesimpulan
:
Kalau
menurut saya seharusnya kenaikkan bbm jangan terlalu dratis hingga Rp.1500
karna rakyat kecil belum tentu pendapatan mereka bisa mencukupi, untuk sehari
hari saja kadang tidak mencukupi ..
Apalagi
kendaraan dan bbm itu sangat di butuhkan kalangan masyarakat untuk bekerja dan
mencari rezeki di luar sana.